Skip to main content

Gus Dur dan Pandangan Sejarahnya

Pandangan sejarah Gus Dur memang sangat menarik. Bacaan Gus Dur yang amat luas, membuat Ia mampu menampilkan wajah sejarah dengan segar. Pada buku Membaca Sejarah Nusantara, kita dapat temukan konsistensi Gus Duru dalam mendadar sisi lain kesejarahan nusantara. Tak Cuma itu, kemampuan Gus Dur melakukan analisa, kontekstualiasi sejarah masa lampau, hingga meracik rumusan metodologi sejarah terpapar jelas.

Mengenai sejarah nusantara semisal, Gus Dur menyebut versi lain berdirinya negara Majapahit. Dikatakan, dalam setiap sumber sejarah, selalu disebutkan bahwa Raden Wijaya mendirikan Majapahit dengan bantuan Angkatan laut China yang mengirim perahu-perahunya lewat sungai Brantas di Tarik.

Fakta menariknya adalah, sebagaimana keterangan buku 1492 ( Quatroze Neuf Deux) angkatan laut China yang membantu Raden Wijaya ketika berisi orang-orang Islam. Dari Sini, Gus Dur mengajukan analisa, pertentangan Raden Wijaya dengan Raja Kertanegara, mertuanya adalah karena perbedaan agama.

Di tempat lain, Gus Dur menyebut, memang benar tak ada prasasti sebagai bukti Raden Wijaya seorang muslim, tapi pertimbangan-pertimbangan akal mendorong kita pada penafsiran tersebut. Sebab mustahil pelaut muslim china mau membantu Raden Wijaya menantang kebesaran Singosari jika tanpa alasan agama.

Bahkan, Gus Dur menyangka bila Raden Wijaya adalah berasal dari keturunan Tionghoa bermarga Oey atau Wie, yang dalam cabangannya disebut Wong atau Wang. Menarik.

Dari sini pula, kita bisa mengerti sejarah mula pergeseran kekhasan nusantara. Dari negara maritim ke agraris. Adalah Sultan Agung Hanyokro Kusumo, penguasa Jawa yang menegakkan sistem agraris. Ia kemudian menghancurkan pusat-pusat maritim kita, seperti di Jepara, Tuban dan Surabaya.

Sayangnya, pilihan Sultan Agung pada agraris mesti dibayar mahal saat penyerangan ke Batavia. Lewat pengorganisiran kekuatan di sekitar sungai Ciliwung, Belanda menghantam pasukan Sultan Agung.

“Kecenderungan besar Sultan Agung untuk menumpuk kekuasan pada sector agraris, membuat ia buta akan pentingnya kekuatan maritime untuk menyerbu kota tersebut dari laut’ (halaman 15)

Pun dari setiap paparan sejarah, Gus Dur berusaha melakukan kontekstualisasi. Bagaiamana pembacaan sejarah masa lampau dapat bermakna untuk kehidupan kini.

Semisal kaitan kisah Sultan Hadiwidjaya (Raden Mas Karebet atau Jaka Tingkir) dengan model ideal Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Lewat kisah singgahnya Jaka Tingkir di Pulau Pringgobayan, dimana Jaka Tingkir kemudian menetap disana. Gus Dur menyentil LSM agar memiliki jatidiri sendiri. Menurut Gus Dur LSM tak boleh bergantung pada cara hidup dunia luar atau internasional. Tapi harus menggunakan cara hidup yang berasal dari rakyat. Dengan begitu, kita layak berharap LSM kita sendiri, bukan sesuatu yang didektekan dari luar semata.

Selanjutnya, usai menceritakan sejarah pembacaan teks proklamasi. Dimana Soekarno dan Mohammad Hatta, disepakati sebagai wakil bangsa. Padahal banyak tokoh bangsa lain ketika itu. Gus Dur menyebut kebesaran para pendiri bangsa untuk bersepakat. Satu kata untuk bangsa, sedangkan hal lain ditetapkan kemudian.

Dari sini, Gus Dur lalu menyayangkan kondisi elite bangsa di masa kini. Ibarat jauh panggang dari api, elite bangsa kini lebih sibuk memenuhi ambisi pribadi. Mengorbankan kepentingan bangsa yang lebih besar. Akibatnya terjadilah kemacetan kehidupan berbangsa di berbagai sektor.

Sebagai penutup tulisannya, di beberapa tempat Gus Dur menggagas pentingnya metodologis sejarah yang baik. Semial, Gus Dur menenakan obyektifitas dalam pembacaan sejarah.

“Rasa nasionalisme kita tidak boleh menghilangkan obyektifitas sejarah kita. Inilah pendekatan benar yang harus kita laksanakan, kalau kita memang benar-benar bersikap ilmiah “ (halamn 103)

Gus Dur menyitir contoh, bahwa sebenarnya S.M Kartosuwiryo diperintah oleh atasannya Jenderal Besar Sudirman untuk membentuk Darul Islam (DI) di Kawasan Jawa Barat, untuk mengisi kekosongan, akibat perjanjian Renville yang menentukan Republik Indonesia hanya meliputi Kawasan Jawa Tengah. Guna mencegah kekosongan Kawasan Jawa Barat dari kita sebagai bagsa dibuatlah DI. Bahwa ia kemudian berkembang menjadi sebauh pemberontakan adalah masalah lain. Tandas Gus Dur.

Disisi lain Gus Dur mengakui membaca sejarah masa lampau tidaklah mudah. Sebabnya, dalam penulisan sejarah disamping data sejarah tertulis, harus digunakan pula bersumber cerita-cerita tutur. Maka kemampuan menggunakan bahasa lokal setempat sebagai alat menggali cerita tutur menjadi tak terelakkan. Dengan itu, faktor kredibiltas dan kejujuran sehari-hari sejarawan bersangkutan sangatlah menentukan. (In'am Alfajar, S.Pd.I)

Data Buku

Judul : Membaca Sejarah Nusantara, 25 Kolom Sejarah Gus Dur
Penulis : Abdurrahman Wahid
Penerbit : LKiS Yogyakarta
Cetak : Januari 2010
Tebal : 133 halaman
ISBN : 979-25-5307-x





Comments

Popular posts from this blog

Mengesankan, Inilah Deret Prestasi Siswa MI Ma'arif NU Klesman dalam 3 tahun terakhir

Alhamdulillah. Mengesankan, Inilah Deret Prestasi Siswa MI Ma'arif NU Klesman dalam 3 tahun terakhir. Mulai dari  tahun pelajaran 2021/2022, 2022/2023, dan 2023/2024. Prestasi yang diraih berasal dari berbagai cabang lomba. Akademik dan non akademik. Dari berbagai event. Mulai dari MHQ, Pesta Siaga, Porsema, Porseni, Kejuaran Pagar Nusa, KSM, Popda hingga FLSN. Prestasi yang diraih  mulai dari lomba tingkat kecamatan, kabupaten, karesidenan hingga Provinsi Jawa Tengah. Berikut data prestasinya.  Data Prestasi TP 2021/2022, 2022/2023, 2023/2024 MI MA’ARIF NU KLESMAN WONOSOBO No Nama Siswa Tanggal Kegiatan Jenis Lomba Tingkat Juara ke 1 Fadhil Ahmad Khudlori 6 November 2021 MHQ Kabupaten III   2 1. Zada Musya  Hasbuna 2. M Yazid Basya 3. Lizam Fauzi 4. Pradipta 5. M Dirga 6. M.Chifni Khadiq 7....

Terbaru , 5 Prestasi Akademik Siswa MI Ma'arif NU Klesman Di Awal Tahun Pelajaran 2024/2025, Ada Tingkat Kabupaten Hingga Provinsi

 Alhamdulillah kabar gembira kembali datang dari MI Ma'arif NU Klesman Wonosobo. Terbaru, siswa-siswi MI Ma'arif NU Klesman berhasil menyabet 5 prestasi akademik di awal tahun pelajaran 2024/2025. 5 Prestasi akademik berasal dari event KSM (Kompetisi Sains Madrasah) yang diselenggarakan Kementrian Agama dan event OSKANU (Olimpiade Sains dan KeNUan) yang diadakan LP Ma'arif Provinsi Jawa Tengah. Pada ajang KSM Kabupaten siswa MI Ma'arif NU Klesman meraih 2 prestasi. Sedangkan pada ajang OSKANU Provinsi Jawa Tengah para siswa menyabet 3 penghargaan. Berikut rincian prestasi tersebut KSM KABUPATEN WONOSOBO (3 JULI 2024) Elifa Aruma Yasmin --- Juara III - Mapel Matematika A. Rifqi Wahyu S, Azzahra Aisya R - Pradipta Javas N --- Juara II - KSM Beregu OSKANU JAWA TENGAH (12 SEPTEMBER 2024) Elifa Aruma Yasmin ---Medali Perunggu --- Mapel Matematika Khumaira Fajrul Falah --- Medali Perak --- Mapel KeNUan Safira Faiqotun Nailul Mazaya --- Medali Perak --- Mapel KeNUan

Profil MI Ma'arif NU Klesman Wonosobo

Menghadapi zaman yang terus berkembang dan berubah, manusia tak cukup hanya berbekal ilmu agama. Perlu kelengkapan ilmu-ilmu pengetahuan umum atau sains agar tidak tersisih dari arus zaman. Kesadaran akan pentingnya semua ilmu bagi bekal kehidupan manusia inilah, yang nampaknya disadari sejak awal oleh Madrasah Ibtidaiyah (MI) Maarif Klesman Kabupaten Wonosobo yang dalam mendirikan dan menggagasnya melalui proses perjalanan yang sangat panjang. Pihak sekolah selalu mengedepankan kepada siswa didiknya agar dapat memahami ilmu agama dan ilmu umum. “Semua ilmu itu penting, baik ilmu agama maupun ilmu umum. Pendidikan ilmu agama kita terapkan 100 persen dan ilmu umum juga 100 persen,” kata mantan Kepala MI Maarif Klesman, H Ahmad Muhtasor.  Ilmu, kata Muhtasor, harus dipelajarai semuanya tanpa menganaktirikan ilmu yang lain. “Baik ilmu agama maupun ilmu umum, wajib dipelajarai. Diranah implementasi, tentu mebutuhkan kajian sesuai budaya yang ada.” MI Maarif yang kini mendapatkan Ak...